KENAPA HARUS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK ?
Tentang SMK
Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 telah mengatakan bahwa
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan
menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Menurut
Evans dalam Djojonegoro (1999) mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah
bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu
bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada
bidang-bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi
adalah pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih
mendalam dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja.
Mengacu pada pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional
dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di
bidang tertentu.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pengertian ini mengandung
pesan bahwa setiap institusi yang menyelenggarakan pendidikan keJuruan harus
berkomitmen menjadikan tamatannya mampu bekerja dalam bidang tertentu
(Depdikbud, 1995).
Mengacu uraian diatas, maka sekolah menengah kejuruan sebagai
sub sistim pendidikan nasional seyogyanya mengutamakan mempersiapkan peserta
didiknya untuk mampu memilih karir, memasuki lapangan kerja, berkompetisi, dan
mengembangkan dirinya dengan sukses di lapangan kerja yang cepat berubah dan
berkembang.
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) di SMK
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan suatu model
pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dapat mengajarkan siswa untuk menguasai
keterampilan proses dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Padiya 2008
dalam Tinenti, Y. R. 2018:3). Selain itu Suryanti dkk (2008:5) menyampaikan
belajar berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan salah satu model pembelajaran
yang bersifat kontekstual dan membutuhkan suatu pendekatan pengajaran yang
komprehensif dimana lingkungan belajar siswa di desain agar siswa dapat
melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman materi
dari suatu topik pengajaran. Mengacu gagasan tersebut maka pembelajaran
berbasis proyek memiliki kecenderungan yang berfokus pada pendekatan
keterampilan proses.
Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP)
Agar terlaksananya pembelajaran berbasis proyek maka perlu
mengetahui ciri-ciri yang dikemukakan (Tinenti. 2018) adalah:
- Dalam pelaksanaan diawali dengan
siswa melakukan perencanaan yang meliputi; (a)membuat keputusan, dan (b)
membuat kerangka kerja terhadap masalah yang pemecahannya tidak ditentukan
sebelumnya.
- Siswa melakukan perencanaan proses
yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dan dapat
dipertanggung jawabkan,
- Siswa melakukan penyelidikan yang
meliputi; (a) penyelidikan sesuai proses yang telah dirancang untuk dapat
informasi, (b) melakukan observasi secara kontinyu dan teratur, (c)
melihat kembali apa yang sudah dikerjakan apakah sudah sesuai dengan
perencanaan atau belum.
- Siswa melakukan pelaporan untuk
dievaluasi baik secara tertulis maupun lisan.
Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan pembelajaran berbasis proyek perlu
menentukan perencanaan, karena perencanaan merupakan faktor penting dalam untuk
terlaksananya sesuatu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu tahap
perencanaan ini dapat memberi tuntunan tentang bagaimana proses pelaksanaan
pembelajaran berbasis proyek. Mengingat perencanaan pembelajaran berbasis
proyek harus disusun secara sistematis agar proses pembelajaran dapat
berlangsung secara optimal, maka langkah-langkah perlu perencanaan dirancang
dengan menggunakan teori Wena, M (2012) seperti pada bagan berikut:
Bagan tahap perencanaan. Sumber:
Wena, M. 2012
Strategi PBP
Selain itu ada strategi proyek bertujuan untuk memantapkan
pengetahuan yang dimiliki siswa, serta memungkinkan siswa memperluas wawasan
pengetahuannya dari suatu mata pelajaran tertentu (semiawan, dkk. 1987).
Kemampuan siswa lebih mudah diketahui dan menjadi lebih berarti. Jika demikian
pembelajaran akan lebih menarik karena dapat lebih bermanfaat untuk
mengapresiasi lingkungan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Menurut Nolker
& Schoenfeldt. 1987 (dalam Wena, M. 2012) bahwa karakteristik yang penting
dalam strategi pembelajaran proyek adalah siswa dapat menerapkan berbagai
keterampilan teori dan praktik yang dimiliki guna menanggulangi gugus tugas
konkret dan berfaedah dengan berhasil. Maksudnya siswa tidak hanya sekedar
menyelesaikan tugas hanya untuk menggugurkan kewajiban namun juga dapat dikerjakan
dengan penghayatan yang lebih bermanfaat sehingga hasilnya akan memuaskan.
Selain itu Semiawan, dkk (1987) juga menyampaikan bahwa prinsip dalam strategi
pembelajaran proyek adalah membahas suatu permasalahan tema yang ditinjau dari
berbagai mata pelajaran sehingga terbentuk suatu kaitan yang serasi dan logis
sehingga antara pokok bahasan antar mata pelajaran.
Jika mengacu pada landasan prinsip strategi pembelajaran berbasis proyek baik
yang dikemukakan Semiawan, dkk (1987) maupun Nolker & Schoenfeldt. 1987
(dalam Wena, M. 2012) maka tentu sebelum menggunakan pelaksanaan dalam strategi
pembelajaran berbasis proyek, siswa sudah memiliki beberapa keterampilan atau
menguasai dalam pokok-pokok bahasan yang berkaitan. Dalam hal ini, penerapan
pokok-pokok bahasan biasanya ditentukan oleh guru. Misalnya, pelajaran desain
grafis yang diintegrasikan dengan pelajaran lain. Guru membuat projek membuat
macam-macam karya Desain Publikasi dengan tema dari mata pelajaran lain seperti
zakat, olah raga, budi baya unggas, tanaman hidroponik dll. Dengan demikian,
pada pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek siswa dapat secara langsung
menerapkan semua pengetahuan dari latar belakang masing-masing dari materi
pelajaran lain dengan pengetahuan sesuai latar belakang keterampilan siswa.
Bagan strategi pembelajaran
berbasis proyek. Sumber Wena, M (2012)
Target PBP
Selanjutnya, untuk melaksanakan pembelajaran berbasis proyek
maka harus mengetahui target yang harus dipenuhi dalam pembelajaran berbasis
proyek mengacu pada ungkapan (Santyasa 2006 dalam Tinenti 2012) meliputi;
- Originalitas isi, meliputi; (a)
masalah harus kompleks, (b) siswa harus menemukan hubungan antar gagasan
yang diajukan, (c) siswa harus dihadapkan pada masalah yang illdefined (tidak
jelas), (d) pertanyaan yang digunakan dalam mengajukan masalah sebaiknya
cenderung mempersoalkan muatan masalah dunia nyata/otentik.
- Kondisi harus menguatkan otonomi
siswa; (a) siswa dapat melakukan inquiry dalam konteks masyarakat, (b)
siswa dapat mengelola waktu secara efisien dan efektif, (c) siswa dapat
belajar penuh dengan kontrol diri, (c) siswa harus dapat mensimulasikan
kerja secara professional.
- Aktivitas siswa harus mengandung
investigasi kelompok kolabiratif; (a) siswa mampu berinvestigasi selama
periode tertentu, (b) siswa melakukan pemecahan masalah kompleks, (c)
siswa memformulasikan hubungan antara gagasan orsinilnya untuk
mengkonstruksi dalam keterampilan inovatif, (d) siswa menggunakan
tehnologi otentik dalam memecahkan masalah, (e) siswa melakukan umpan
balik mengenai gagasan mereka berdasarkan respon para ahli atau dari hasil
tes.
- Hasil produk nyata; (a) siswa
menunjukkan produk nyata berdasarkan hasil investigasi mereka, (b) siswa
melakukan evaluasi diri, (c) siswa responsif terhadap segala implikasi
dari kompetensi yang dimilikinya, (d) siswa mendemonstrasikan kompetensi
sosial, manajemen pribadi, dan regulasi belajarnya.
Tabel perbedaan pembelajaran formal dan PBP
Kesimpulan
Berdasar pada uraian tersebut, maka pembelajaran berbasis proyek
merupakan metode yang relevan untuk digunakan di Sekolah Menengah Kejuruan. Dimana Sekolah
Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan dengan
berbagai latar belakang sosial budaya siswa dapat menunjang mempertajam dan
mengembangkan keterampilan, sebagai upaya menyiapkan generasi unggul dan
mandiri di dunia nyata baik bekerja maupun kuliah.