KOMUNITAS BELAJAR SMK GONDANG

 Komunitas Belajar SMK GONDANG dalam PMM

Komunitas Belajar di Platform Merdeka Mengajar adalah kelompok belajar yang ada dalam fitur PMM yang beroperasi secara online. Kelompok ini bisa terdiri dari guru di sekolah yang sama atau dari berbagai sekolah yang berbagi informasi dan belajar bersama melalui platform ini. Ketika terdaftar di PMM, komunitas ini menjadi komunitas daring, yang artinya mereka dapat belajar dan berkomunikasi tanpa terbatas oleh jarak atau lokasi fisik.

Komunitas belajar daring ini dapat menggunakan PMM untuk berinteraksi, berbagi informasi, dan meningkatkan pengetahuan bersama. Para penggerak komunitas juga bisa mengadakan webinar yang bisa diikuti oleh pengguna PMM lainnya. Ini adalah cara untuk memfasilitasi guru dan tenaga pendidik dalam belajar dan berbagi pengetahuan secara online melalui platform PMM.

Komunitas Belajar SMK GONDANG juga telah terdaftar pada PMM (Platform Merdeka Mengajar) yang dapat diakses dengan akun belajar. Adapun link komunitas SMK GONDANG adalah:

         Alamat Komunitas : https://guru.kemdikbud.go.id/komunitas/qo68gaRr0a





Grup Komunikasi
Link Telegram : https://t.me/+OR13q2gjVrk5ZDk1
Link Whatsapp : https://chat.whatsapp.com/LBDSzrcI0KN9YY126geEP4

Terimakasih




Tracer Study SMK GONDANG

 

Tracer Study SMK GONDANG

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

SMK GONDANG selalu berusaha meningkatkan layanan dan mutu pendidikan, baik dari aspek mutu lulusan, proses pembelajaran, mutu guru, maupun manajemen sekolah. Dalam rangka keberlanjutan peningkatan mutu tersebut, maka kami mohon kepada segenap alumni SMK GONDANG untuk mengisi link penelusuran lulusan (tracer study) seperti terlampir di bawah ini.

Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

 

Kepala Sekolah,

Arif Hermawan, S.Si


Tata cara untuk mengisi tracer study adalah sebagai berikut:

1.    Klik link Pengisian Data

2.    Klik MULAI SURVEY (warna merah) di menu pojok kanan atas

3.    Pilih menu Alumni SMK

4.    Gunakan NISN atau NIK yang Anda miliki untuk masuk

5.    Mulai mengisi survey 

No

Nama Tracer Study

Link Pengisian Data

1

Lulusan Tahun 2022

https://tracervokasi.kemdikbud.go.id/#masuk

2

Lulusan Tahun 2023

https://tracervokasi.kemdikbud.go.id/#masuk

3

Lulusan Tahun 2024

 


Silahkan bisa gabung di group Alumni SMK GONDANG 

Aksi Nyata "Tujuan Pembelajaran"

 


Pengertian Capaian Pembelajaran

Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai murid pada setiap fase perkembangan, yang dimulai dari fase Fondasi pada PAUD. Capaian Pembelajaran mencakup sekumpulan kompetensi dan lingkup materi, yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Capaian pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi.


KENAPA HARUS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK ?

KENAPA HARUS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK ?

 

Tentang SMK

Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 telah mengatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).

Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Menurut Evans dalam Djojonegoro (1999) mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi adalah pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih mendalam dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja.

Mengacu pada pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional  No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu.

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pengertian ini mengandung pesan bahwa setiap institusi yang menyelenggarakan pendidikan keJuruan harus berkomitmen menjadikan tamatannya mampu bekerja dalam bidang tertentu (Depdikbud, 1995).

Mengacu uraian diatas, maka sekolah menengah kejuruan sebagai sub sistim pendidikan nasional seyogyanya mengutamakan mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu memilih karir, memasuki lapangan kerja, berkompetisi, dan mengembangkan dirinya dengan sukses di lapangan kerja yang cepat berubah dan berkembang.

 

Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) di SMK

Model pembelajaran berbasis proyek merupakan suatu model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dapat mengajarkan siswa untuk menguasai keterampilan proses dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Padiya 2008 dalam Tinenti, Y. R. 2018:3). Selain itu Suryanti dkk (2008:5) menyampaikan belajar berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang bersifat kontekstual dan membutuhkan suatu pendekatan pengajaran yang komprehensif dimana lingkungan belajar siswa di desain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik pengajaran. Mengacu gagasan tersebut maka pembelajaran berbasis proyek memiliki kecenderungan yang berfokus pada pendekatan keterampilan proses.

 

Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) 

Agar terlaksananya pembelajaran berbasis proyek maka perlu mengetahui ciri-ciri yang dikemukakan (Tinenti. 2018) adalah:

  1. Dalam pelaksanaan diawali dengan siswa melakukan perencanaan yang meliputi; (a)membuat keputusan, dan (b) membuat kerangka kerja terhadap masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya.
  2. Siswa melakukan perencanaan proses yang akan dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan dan dapat dipertanggung jawabkan,
  3. Siswa melakukan penyelidikan yang meliputi; (a) penyelidikan sesuai proses yang telah dirancang untuk dapat informasi, (b) melakukan observasi secara kontinyu dan teratur, (c) melihat kembali apa yang sudah dikerjakan apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau belum.
  4. Siswa melakukan pelaporan untuk dievaluasi baik secara tertulis maupun lisan. 

 

Tahap Perencanaan 

Sebelum melaksanakan pembelajaran berbasis proyek perlu menentukan perencanaan, karena perencanaan merupakan faktor penting dalam untuk terlaksananya sesuatu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu tahap perencanaan ini dapat memberi tuntunan tentang bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek. Mengingat perencanaan pembelajaran berbasis proyek harus disusun secara sistematis agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal, maka langkah-langkah perlu perencanaan dirancang dengan menggunakan teori Wena, M (2012) seperti pada bagan berikut:

 

 Bagan tahap perencanaan. Sumber: Wena, M. 2012

 Strategi PBP

Selain itu ada strategi proyek bertujuan untuk memantapkan pengetahuan yang dimiliki siswa, serta memungkinkan siswa memperluas wawasan pengetahuannya dari suatu mata pelajaran tertentu (semiawan, dkk. 1987). Kemampuan siswa lebih mudah diketahui dan menjadi lebih berarti. Jika demikian pembelajaran akan lebih menarik karena dapat lebih bermanfaat untuk mengapresiasi lingkungan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Menurut Nolker & Schoenfeldt. 1987 (dalam Wena, M. 2012) bahwa karakteristik yang penting dalam strategi pembelajaran proyek adalah siswa dapat menerapkan berbagai keterampilan teori dan praktik yang dimiliki guna menanggulangi gugus tugas konkret dan berfaedah dengan berhasil. Maksudnya siswa tidak hanya sekedar menyelesaikan tugas hanya untuk menggugurkan kewajiban namun juga dapat dikerjakan dengan penghayatan yang lebih bermanfaat sehingga hasilnya akan memuaskan. Selain itu Semiawan, dkk (1987) juga menyampaikan bahwa prinsip dalam strategi pembelajaran proyek adalah membahas suatu permasalahan tema yang ditinjau dari berbagai mata pelajaran sehingga terbentuk suatu kaitan yang serasi dan logis sehingga antara pokok bahasan antar mata pelajaran.

            Jika mengacu pada landasan prinsip strategi pembelajaran berbasis proyek baik yang dikemukakan Semiawan, dkk (1987) maupun Nolker & Schoenfeldt. 1987 (dalam Wena, M. 2012) maka tentu sebelum menggunakan pelaksanaan dalam strategi pembelajaran berbasis proyek, siswa sudah memiliki beberapa keterampilan atau menguasai dalam pokok-pokok bahasan yang berkaitan. Dalam hal ini, penerapan pokok-pokok bahasan biasanya ditentukan oleh guru. Misalnya, pelajaran desain grafis yang diintegrasikan dengan pelajaran lain. Guru membuat projek membuat macam-macam karya Desain Publikasi dengan tema dari mata pelajaran lain seperti zakat, olah raga, budi baya unggas, tanaman hidroponik dll. Dengan demikian, pada pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek siswa dapat secara langsung menerapkan semua pengetahuan dari latar belakang masing-masing dari materi pelajaran lain dengan pengetahuan sesuai latar belakang keterampilan siswa.

 

  Bagan strategi pembelajaran berbasis proyek. Sumber Wena, M (2012)

 Target PBP

Selanjutnya, untuk melaksanakan pembelajaran berbasis proyek maka harus mengetahui target yang harus dipenuhi dalam pembelajaran berbasis proyek mengacu pada ungkapan (Santyasa 2006 dalam Tinenti 2012) meliputi;

  1. Originalitas isi, meliputi; (a) masalah harus kompleks, (b) siswa harus menemukan hubungan antar gagasan yang diajukan, (c) siswa harus dihadapkan pada masalah yang illdefined (tidak jelas), (d) pertanyaan yang digunakan dalam mengajukan masalah sebaiknya cenderung mempersoalkan muatan masalah dunia nyata/otentik.
  2. Kondisi harus menguatkan otonomi siswa; (a) siswa dapat melakukan inquiry dalam konteks masyarakat, (b) siswa dapat mengelola waktu secara efisien dan efektif, (c) siswa dapat belajar penuh dengan kontrol diri, (c) siswa harus dapat mensimulasikan kerja secara professional.
  3. Aktivitas siswa harus mengandung investigasi kelompok kolabiratif; (a) siswa mampu berinvestigasi selama periode tertentu, (b) siswa melakukan pemecahan masalah kompleks, (c) siswa memformulasikan hubungan antara gagasan orsinilnya untuk mengkonstruksi dalam keterampilan inovatif, (d) siswa menggunakan tehnologi otentik dalam memecahkan masalah, (e) siswa melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka berdasarkan respon para ahli atau dari hasil tes.
  4. Hasil produk nyata; (a) siswa menunjukkan produk nyata berdasarkan hasil investigasi mereka, (b) siswa melakukan evaluasi diri, (c) siswa responsif terhadap segala implikasi dari kompetensi yang dimilikinya, (d) siswa mendemonstrasikan kompetensi sosial, manajemen pribadi, dan regulasi belajarnya.

 Tabel perbedaan pembelajaran formal dan PBP



Kesimpulan

Berdasar pada uraian tersebut, maka pembelajaran berbasis proyek merupakan metode yang relevan untuk digunakan di Sekolah Menengah Kejuruan. Dimana Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan dengan berbagai latar belakang sosial budaya siswa dapat menunjang mempertajam dan mengembangkan keterampilan, sebagai upaya menyiapkan generasi unggul dan mandiri di dunia nyata baik bekerja maupun kuliah.

MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH

 



A. Mengapa Kurikulum Perlu Diubah ?

Ada beberapa alasan sehingga kurikulum perlu diubah antara lain:

  1. Tantangan zaman yang dihadapi oleh peserta didik sekarang berbeda dengan tantangan pada zaman sebelumnya
  2. Kurikulum harus diadaptasi sesuai dengan perkembangan zaman yang dihadapi oleh peserta didik saat ini.
  3. Peserta didik merupakan generasi masa depan bangsa yang akan mengukir zaman sesuai dengan potensinya.’
  4. Kurikulum yang baik adalah Kurikulum yang sesuai dengan zamannya, dan terus dikembangakan atau diadaptasi sesuai dengan konteks dan karaktersistik peserta didik demi membangun kompetensi sesuai dengan kebutuhan mereka kini dan masa depan
B. Lantas Apa Itu Kurikulum ?

  1. Kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan tertentu.
  2. Kurikulum merdeka merupakan panduan dalam kegiatan pembelajaran yang didasarkan pada faktor kebutuhan belajar peserta didik, dengan tujuan untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran akibat pandemi.
  3. Fungsi Kurikulum bagi pendidikan adalah untuk memandu dalam proses belajar peserta didik.
Komponen Kurikulum menurut Ralph Tyler :
Tujuan
Konten
Metode/cara
Evaluasi

C. Perbedaan Kurikulum Merdeka
  1. Sistem Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter peserta didik sesuai profil pelajar Pancasila.
  2. Fokus pada materi esensial sehingga peserta didik memiliki waktu yang banyak untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
  3. Guru lebih leluasa untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
D. Keunggulan Kurikulum Merdeka
  1. Materi Pembelajaran lebih sederhana dan fokus pada materi esensial, sehingga peserta didik dapat belajar lebih mendalam tanpa harus takut dikejar waktu dan bebas memilih sumber ajar yang lebih variatif.
  2. Guru memiliki kebebasan untuk mengajar sesuai tahap dan perkembangan peserta didik . Selain itu sekolah juga memiliki wewenang untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
  3. Sistem pembelajaran menjadi lebih interaktif melalui kegiatan project, bertujuan agar peserta didik menjadi lebih aktif dan dapat mengeksplor isu-isu yang terjadi.
E. Lima Prinsip Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka
  1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar.
  2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
  3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik.
  4. Pembelajaran dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra.
  5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan
F. Tipe Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka
  1. Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
  2. Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.
  3. Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat peserta didik dan sumber daya satuan pendidik.
G. Bagaimana untuk mewujudkannya?
  1. Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara terdiferensiasi sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
  2. Pembelajaran kokurikuler berupa projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, berprinsip pembelajaran interdisipliner yang berorientasi pada pengembangan karakter dan kompetensi umum.
  3. Pembelajaran ekstrakurikuler dilaksanakan sesuai dengan minat peserta didik dan sumber daya satuan pendidik.
Terima Kasih